Selasa, 13 Oktober 2015

Klasifikasi Ilmiah Tanaman Sambiloto

Klasifikasi tanaman sambiloto

Berdasarkan sistem taksonomi, tanaman sambioto dikenal dengan nama ilmiah andrographis paniculata ness, famili acanthaceae. Adapun klasifikasinya adalah sebagai berikut :

- Divisi : spermatophyta

- Subdivisi : magnoliophyta

- Kelas : manoliopsida

- Ordo : mamiales

- Famili : acanthaceae

- Genus : andrographis

- Spesies : andrographis paniculata ness

Tanaman berbatang kecil, banyak percabangan membentuk rumput. Daun tunggal bertangkai pendek, berhadap-hadapan, berbentuk lonjong. Bunganya bulir, warnanya putih atau ungu, bergaris-garis dalam payung.

Sambiloto adalah nama Indonesia, di Jawa disebut bidara, sadilata, sambilata, takila. Di Sunda disebut ki oray, ki peurat, takilo. Sumatera menyebut papaitan. 

China : chuan xi lian ,yi jian xi, lan he lian. Vietnam : xuyen tam lien, cong cong. India dan Pakistan : kirata ,mahatitika, sedangkan Inggris : creat, green chiretta, halviva. 

 

Ciri - Ciri, Kandungan Zat, dan Efek Farmakologi Tanaman Sambiloto

Adapun spesifik dari Ciri-ciri Tanaman Sambiloto ini adalah :
- Merupakan tanaman terna.
- Tinggi mencapai 90 cm.
- Batangnya berbentuk segi empat.
- Mempunyai cabang yang banyak.
- Termasuk daun tunggal, bagian tepi daunnya rata, bentuknya memanjang.
- Pada ujung tangkai tumbuh bunga, warnanya putih / ungu
- Buahnya berbentuk memanjang, terdiri dari 2 rongga dan berisi 3-7 biji yang gepeng.

Daun dan percabangan sambiloto mengandung laktone yang terdiri dari deoksiandrografolid, andrografolid (zat pahit), neoandrografolid, 14-deoksi-11-12-didehidroandrografolid, dan homoandrografolid. Juga terdapat flavonoid, alkane, keton, aldehid, mineral (kalium, kalsium, natrium), asam kersik, dan damar. Flavotioid diisolasi terbanyak dari akar, yaitu polimetoksiflavon, andrografin, pan.ikulin, mono-0- metilwithin, dan apigenin-7,4- dimetileter.

Sambiloto mempunyai kandungan zat yang khas berupa andrographolide.“Zat andrographolide ini tidak ada di tanaman lain” ungkap Ir. Winarto, pemilik kebun tanaman obat Karyasari. Selain andrographolide tanaman ini juga mempunyai kandungan zat panicolin.

Secara turun-temurun, orang sudah menggunakan rebusan daun sambiloto untuk mencegah masuk angin atau influenza, menurunkan demam, sakit kuning, serta mengobati luka. Untuk mengobati luka, biasanya orang menumbuk daun sambiloto kering, dan menaburi luka atau korengnya dengan bubuk sambiloto. Selain itu pahitnya sambiloto juga dipercaya manjur untuk meredakan kencing manis.

Efek farmakologis :
Herba ini berkhasiat bakteriostatik pada Staphylococcus Aurcus, Pseudomonas aeruginosa.Proteus vulgaris, Shigella dysenteriae dan Escherichia Coli.


  1. Herba ini sangat efektif untuk pengobatan infeksi In vitro, air rebusannya merangsang daya fagositosis sel darah putih.
  2. Andrografoid menurunkan demam yang ditimbulkan oleh pemberian vaksin yang menyebabkan panas pada kelinci.
  3. Andrografolid dapat mengakhiri kehamilan dan menghambat pertumbuhan trofosit plasenta.
  4. Dari segi farmakologi, sambiloto mempunyai efek muskarinik pada pembuluh darah, efek pada jantung iskenik, efek pada respirasi sel. Sifat kholeretik, anti inflamasi dan anti bakteri.
  5. Komponen aktifnya seperti coandrografolid, deoksiandrografolid dan 14-deoksi-11, 12-didehidroandrografolid berkhasiat anti radang dan antipiretik.
  6. Pemberian rebusan daun sambiloto 40% bly sebanyak 20 milkg bb dapat menurunkan kadar glucosa darah tikus putih (W. Sugiyanto, Fak. Farmasi UGM, 1978)
  7. Infus daun sambiloto 5%, 10% dan 15%, semuanya dapat menurunkan suhu tubuh marmut yang dibuat demam (hasir, jurusan farmasi FMIPA UNHAS, 1988).
  8. Infus herbal sambiloto mempunyai daya anti jamur terhadap Microsforum canis, Trichophyton mentagrophytes, Trichophyton rubrum, candida albicans, dan ephydermaphyton floccosum (Lyli Hamzah bagian parasitologi FKUI )
  9. Fraksi etanol herba sambiloto mempunyai efek antihistaminergik.(Anna setiadi Ranti jurusan farmasi FMIPA ITB)

Cara Menanam Tanaman Obat Sambiloto

Sambiloto



Sambiloto merupakan salah satu tanaman obat yang banyak dibutuhkan dalam industri obat tradisional di Indonesia, bahkan telah ditetapkan untuk dikembangkan sebagai obat fitofarmaka. Cukup banyak klaim yang menunjukkan manfaat sambiloto dalam pengobatan tradisional, seperti untuk meningkatkan ketahanan tubuh terhadap infeksi kuman, anti diare, gangguan lever, dan anti bakteri.


Saat ini bahan baku sambiloto untuk industri obat tradisional diambil dari tumbuhan liar dengan kondisi lingkungan yang sangat beragam. Hal ini yang menyebabkan mutu simplisia yang dihasilkan sangat beragam pula. Oleh sebab itu, teknik budidaya yang baku perlu diterapkan agar diperoleh bahan baku dalam jumlah yang memadai, mutu sesuai standar, dan kontinyuitas pasokan bahan baku dapat dijamin. 
Menanam sambiloto bisa dilakukan di dalam polibag atau langsung di lapangan. Namun untuk memperoleh bahan baku yang banyak dan kontinyu, penanaman sebaiknya dilakukan langsung di lapangan.
1.      Persyaratan Tumbuh
Secara alami, sambiloto tumbuh mulai dari dataran pantai sampai 600 m dpl, dengan curah hujan 2000-3000 mm/th. Tanaman ini membutuhkan banyak sinar matahari atau sedikit ternaungi. Sambiloto mampu tumbuh hampir pada semua jenis tanah. Namun demikian, untuk menghasilkan produksi yang maksimal, diperlukan kondisi tanah yang subur, seperti Andosol dan Latosol.

2.      Bahan Tanaman
Sambiloto dapat diperbanyak secara vegetatif (dengan setek) maupun generatif (dengan biji). Pembenihan dengan biji dilakukan dengan cara merendam biji terlebih dahulu selama 24 jam dan kemudian dikeringkan sebelum disemai. Penyemaian dilakukan pada bedeng dengan media campuran tanah, pasir, dan pupuk kandang dengan perbandingan 1 : 1 : 1. Perkecambahan akan terjadi sekitar 7 hari kemudian. Setelah mempunyai 5 helai daun, benih kemudian dipindah ke polibag dengan media tanam campuran tanah, pasir, dan pupuk kandang. Benih dapat dipindah ke lapang setelah 21 hari.
Benih dari setek diambil dari 3 ruas pucuk tanaman yang sudah berumur 1 tahun. Benih setek siap dipindahkan ke lapang setelah berumur 21 hari. Benih dari setek lebih cepat berbunga dibandingkan benih dari biji.

3.      Pengolahan tanah
Pengolahan tanah dilakukan agar diperoleh tanah yang gembur dengan cara menggarpu dan mencangkul tanah sedalam ± 30 cm. Tanah hendaknya dibersihkan dari ranting-ranting dan sisa-sisa tanaman yang sukar lapuk. Saluran drainase harus diperhatikan, terutama pada lahan yang datar jangan sampai terjadi genangan (drainase kurang baik). Pembuatan dan pemeliharaan drainase dimaksudkan untuk menghindari berkembangnya penyakit tanaman.

4.      Penanaman
Untuk menghasilkan pertumbuhan tanaman yang maksimal, jarak tanam yang dianjurkan adalah 40 x 50 cm atau 30 x 40 cm disesuaikan dengan tingkat kesuburan tanah. Penanaman dapat dilakukan pada bedengan maupun guludan yang disesuaikan dengan kondisi lahan.

5.      Pemupukan
Ketersediaan unsur hara seperti N, P, dan K juga menentukan produksi dan mutu simplisia sambiloto. Pemupukan yang dianjurkan untuk tanaman sambiloto meliputi pupuk kandang, pupuk Urea, SP-36 dan KCl. Pupuk kandang diberikan seminggu sebelum tanam. Dosis pupuk kandang anjuran berkisar antara 10-20 ton/ha, disesuaikan dengan tingkat kesuburan tanah. Pada tanah yang miskin dan kurang gembur, dianjurkan untuk memberikan pupuk kandang lebih banyak. Dosis pupuk buatan yang dianjurkan adalah 100-200 kg Urea, 150 kg SP-36, 100-200 kg KCl per hektar. Pupuk SP-36 dan KCl diberikan pada saat tanam, sedang Urea diberikan dua kali, yakni pada umur 1 dan 2 bulan setelah tanam, masing-masing setengah dosis.

6.      Pemeliharaan.
Pemeliharaan perlu dilakukan agar tanaman dapat tumbuh dengan baik. Penyiangan dilakukan seperlunya disesuaikan dengan kondisi perkembangan gulma. Disamping itu, drainase perlu juga dipelihara untuk menghindari terjadinya genangan air.
Organisme pengganggu tanaman seperti hama dan penyakit yang ditemukan menyerang pertanaman sambiloto adalah Aphis spp dan Sclerotium sp. Sclerotium sp seringkali menyerang sambiloto khususnya pada musim hujan, dan menyebabkan tanaman layu. Penggunaan bubuk cengkeh atau eugenol dapat mencegah penyebaran Sclerotium sp.

7.      Pola tanam
Sampai saat ini sambiloto belum dibudidayakan secara luas. Rendahnya produktivitas tanaman dan tingkat pendapatan yang diperoleh dari budidaya sambiloto secara monokultur menyebabkan petani tidak tertarik untuk membudidayakan sambiloto. Pembudidayaan sambiloto secara tumpangsari dengan tanaman pangan merupakan salah satu cara untuk menarik minat petani mengembangkan sambiloto. Sambiloto memungkinkan untuk ditanam secara tumpangsari karena tanaman ini mampu tumbuh dan menghasilkan mutu yang baik pada kondisi ternaungi.

8.      Panen
Panen sebaiknya segera dilakukan sebelum tanaman berbunga, yakni sekitar 2 - 3 bulan setelah tanam. Panen dilakukan dengan cara memangkas batang utama sekitar 10 cm diatas permukaan tanah. Panen berikutnya dapat dilakukan 2 bulan setelah panen pertama. Produksi sambiloto dapat mencapai 35 ton biomas segar per ha, atau sekitar 3 - 3,5 ton simplisia per ha.  Biomas hasil panen dibersihkan, daun dan batang kemudian dijemur pada suhu 40 - 50°C sampai kadar air 10 %. Penyimpanan ditempatkan dalam wadah tertutup sehingga tingkat kekeringannya tetap terjaga.

Manfaat / Kasiat Tanaman Obat Sambiloto

Beberapa manfaat atau khasiat yang dimiliki oleh tanaman obat sambiloto antara lain :
1. Menurunkan panas pada badan (antipiretika)
2. Mencegah kanker
3. Menurunkan tekanan darah
4. Efektif untuk pengobatan pada demam tifoid
5. Mengatasi gatal - gatal
6. Mengobati malaria
7. Meningkatkan daya tahan tubuh
8. Menjaga stamina
9. Mengobati sakit perut
10. Digunakan pada pengobatan kencing manis (DM)
11. Mengobati gejala penyakit hepatitis
12. Infeksi saluran empedu
13. Mengobati diare
14. Mengatasi disentri basiler
15. Mengobati radang paru (pneumonnia)
16. Mengobati sakit gigi
17. Efektif untuk penawar racun
18. Mengobati radang saluran pernafasan (bronkhitis)
19. Mengobati radang usus buntu
20. Mengobati radang telinga tengah (OMA)
Diatas merupakan beberapa contok khasiat dari tanaman obat sambiloto, sebenernya masih banyak lagi siihh, tapi cukup itu aja yaa temen temen hehe... 
Semoga bermanfaat

Khasiat Tanaman Obat Sambiloto Untuk Mengobati Disentri

Disentri adalah penyakit saluran pencernaan dengan darah dan atau lendir pada feses. Salah satu cara pengobatan herbal yang dapat digunakan adalah menggunakan tanaman sambiloto. Sambiloto memiliki khasiat yang sudah memiliki popularitas yang tidak bisa disangsikan dalam dunia pengobatan tradisional. Khasiatnya yang dapat menyembuhkan macam-macam penyakit, dari yang ringan hingga berat, dan kandungan zat yang terkandung sangat komplit membuat BPOM RI menetapkan tanaman sambiloto sebagai salah satu obat tradisional unggulan.
Menurut Ivan dan Lukito (2003), zat-zat yang terkandung dalam tanaman sambiloto antara lain :
  •   Zat andrographolid : zat yang menghasilkan rasa pahit yang luar biasa pada sambiloto. Zat ini juga menghambat pertumbuhan sel kanker hati, payudara dan prostat, meningkatkan aliran empedu, meningkatkan antibodi
  •  Alkane, keton, aldehid, asam kersik, dan damar
  • Kalium : berfungsi meningkatkan jumlah urine sekaligus membantu mengeluarkannya
  • Kalsium dan natrium
  • Minyak asiri (essential oil) yang bermanfaat sebagai antiradang
  • Laktone yang berfungsi sebagai antiradang dan antiperik
  •  Flavonoid : mencegah menghancurkan penggumpalan darah
 
Cara Pembuatan
Bahan :
  •  Daun sambiloto kering 9-15 mg
  •  600cc air
Cara pembuatan :
  •  Cuci bersih sambiloto
  •  Rebus sambiloto kering dengan, tunggu hingga mendidih dan sisa air menjadi 300cc air
  • Dinginkan air rebusan sambiloto, kemudian dinginkan
Aturan pakai
Diminum 2 kali sehari, masing-masing ½ gelas

Efek Samping
  • Rasa tidak nyaman pada lambung
  •  Menurunkan nafsu makan.

Khasiat Tanaman Obat Sambiloto Untuk Mengobati Diabetes

Daun sambiloto memiliki beberapa kandungan baik didalamnya seperti laktone, andrographolide, deoxy-andrographolide, 14-deoxy-11, neoandrographolide, 12-didehydroandrographolide dan homoandrographolide, serta kandungan flavonois, alkane, ketone dan aldehyde.
Manfaat Dan Khasiat Daun Sambiloto Obat Diabetes
Daun Sambiloto adalah deretan tanaman yang mengantongi khasiat dan manfaat bagi kesehatan tubuh , tanaman ini sebenarnya sudah banyak di manfaatkan untuk mengobati penyakit pada tubuh kita , dan sudah banyak di konsumsi dan diproduksi sebagai obat jamu tradisional / jamu gendong , pada jamu gendong tanaman sambiloto sudah merupakan hal utama untuk pembuatan jamu tradisional dan sangat diandalkan untuk mengobati / menjawab keluhan penyakit yang pasien keluhkan kepada dokter jamu gendong .
Tanaman Sambiloto sangat membantu sebagai obat herbal utama yang bisa diandalkan untuk membasmi penyakit dalam tubuh kita , dengan tanaman herbal ini sangat meminimalkan efek samping yang terjadi pada tubuh , saat mengkonsumsi dan mengobati , dan bahkan survey membuktikan tanaman herbal ini dapat dikonsumsi setiap hari , karena khasiat dari tanaman herbal ini di percaya bisa membantu dan membasmi penyakit yang sangat menakutkan di tubuh kita , contoh penyakit yang selalui menghantui kita adalah Diabetes. Sebagai salah satu obat herbal tanaman ini bisa dikonsumsi dalam jangka panjang , dibanding dengan obat kimia yang nantinya berefek Samping pada organ tubuh lainnya.
Kandungan Zat Aktif Daun Sambiloto : Andrographolide, glukosida diterpen
Mekanisme Kerja : Andrographolide merupakan zat aktif utama dalam sambiloto yang berfungsi untuk menurunkan kadar glukosa dalam darah.
Hasil Penelitian Daun Sambiloto :
Menurut penelitian Munawara dkk dari Fakultas Farmasi UGM tahun 2004 bahwa rebusan daun sambiloto mampu menurunkan kadar glukosa darah tikus jantan.
Soedigdo dkk, ITB melalui percobaannya pada kelici menyatakan bahwa andrographolide dalam ekstrak sambiloto terbukti mempunyai efek hipoglikemik (menurunkan kadar gula dalam darah).
Minggawati, tahun 1990, Fakultas Farmasi, Universitas Widya Mandala, melalui percobaannya menyatakan bahwa campuran ekstrak sambiloto : kumis kucing = 7 : 3 yang diberikan secara oral mampu menurunkan kadar gula dalam darah. Kencing manis (Diabetes mellitus) merupakan penyakit yang ditandai dengan kadar gula darah yang melebihi nilai normal, akibat tubuh kekurangan insulin baik absolut maupun relatif.
Berikut cara meracik daun sambiloto :
Daun Sambiloto – Sebagai obat diabetes, ambil sambiloto sebanyak kira-kira 5 gram daun segar, seduh dengan 1 gelas air panas (matang), setelah dingin lalu disaring. Hasil saringan kemudian diminum sehari 2 kali sama banyak, pagi dan sore setelah makan.

Khasiat Tanaman Obat Sambiloto Untuk Pengobatan Demam Tifoid

Demam tifoid atau yang biasa kita kenal dengan penyakit typhus adalah demam yang disebabkan oleh bakteri yang dalam bahasa kedokteran dinamakan bakteri Salmonella enterica yang merupakan turunan dari bakteri Salmonella Typhi. Penyakit ini juga telah menyebar ke berbagai belahan dunia dan proses penyebaranya yang utama melalui makanan atau minuman yang sudah tercemar oleh tinja.
Awalnya, penderita akan mengalami infeksi yang kemudian akan timbul beberapa gejala lain seperti demam tinggi dari 39° sampai 40 °C (103° sampai 104 °F) yang meningkat secara perlahan, tubuh menggigil, denyut jantung lemah, badan lemah,sakit kepala, nyeri otot myalgiakehilangan nafsu makankonstipasisakit perut, dan pada kasus tertentu muncul penyebaran vlek merah muda.
Untuk mengobati penyakit ini, selain dapat dilakukan dengan cara medis, ada pula langkah verbal yang dapat dilakukan, yaitu dengan menggunakan tanaman sambiloto. Tanaman berkhasiat ini memiliki cirri dengan tinggi bisa mencapai 90 cm, bisa tumbuh di dataran rendah sampai ketinggian sekitar 700 meter dari permukaan laut. Masing-masing daerah juga mempunyai panggilan yang berbeda untuk tanaman ini, seperti sambilata untuk daerah Melayu, ampadu tanah untuk daerah sumatera barat, sambiloto – ki pait – bidara – andiloto untuk daerah Jawa tengah, ki pray untuk daerah Sunda, pepitan untuk daerah Madura dan Chuan xin lien untuk daerah Cina.
Dan berikut ini adalah cara meramu tanaman Sambiloto hingga dapat digunakan sebagai obat untuk demam Tifoid :
  1. Ambil 10-15 daun segar sambiloto
  2. Rebus daun sambiloto segar tersebut dengan 2 gelas air
  3. Tunggu hingga airnya tersisa satu gelas
  4. Dinginkan dan saring
  5. Tambahkan madu secukupnya
  6. Minum sekaligus, lakukan 3 hari sekali.
Demikian cara mengobati demam tifoid atau tifus secara tradisional menggunakan tanaman obat sambiloto.